Tampilkan postingan dengan label Radio Antik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Radio Antik. Tampilkan semua postingan

Radio Antik Episode 66

 




Radio Antik Merk Philips type Bin 326u Ukuran radio ini pj 25cm lb 15cm tgg 19cm dan Radio dalam kondisi hidup tetapi tidak menangkap siaran . voltase 110 V
Keterangan : Dijual Rp. 1.000.000,-

Radio Jadul Episode 63




Radio Jadul Merk National.Ukuran radio 26 X 10 X 15cm Belum pernah dicoba anggap saja perlu diservis.
Keterangan : Dijual Rp. 160.000,-

Radio mobil Jadul Episode 59


Radio Mobil Jadul merk National Panasonic. Gelombang hanya AM saja,belum pernah dicoba anggap saja perlu servis.
 Keterangan : Dijual Rp. 200.000,-

Radio Yang Paling Di Gemari Kolektor Radio Antik


Radio Philips ini sudah dibilang langka dan jarang,sampai sekarang saya masih belum nemu radio yang kayak gini.Istilah radio ini populer dengan sebutan "radio laba-laba" mungkin disebut demikian karena motif gelombang dan lobang spekernya mirif sarang laba-laba.Sungguh bahagia bagi temen-temen yang memiliki radio kayak gini.

Radio Philips type 256A,Radio ini saya pernah dapet satu kali dan sampai sekarang belum pernah nemu lagi

Radio Philips dengan istilah kerennya "Radio Kompas" disebut demilian karena memiliki penunjuk gelombang yang memiliki bentuk unik mirip kompas.

Radio Philips Bin 206u (radio Roti)ini salah satu dari beberapa jenis radio type BIN yang paling digemari.

Radio Philips Bin .....(radio Roti) ini salah satu dari beberapa jenis radio type BIN yang paling digemari.





Dari radio radio itu masih ada beberapa jenis radio lagi yang paling banyak disukai penggemar radio antik, salah satunya radio N.S.F type H230A atau radio gitar karena modelnya yang mirip gitar. Gambar radio gitar diambil dari http://loakanantik.blogspot.com
Keterangan : Hanya sekedar informasi saja..

RADIO TABUNG ANTIK

PENGKODEAN RADIO TABUNG MERK PHILIPS

Kode radio tabung merk Philips menggunakan 6 hingga 7 digit kode sebagai identifikasi produknya. Penomoran tersebut dimanfaatkan selama 20 tahun, sejak 1946 hingga 1966 :
-- Dekade 1946-1956, urutan nomor diawali oleh 2 huruf (misal BX, BD, BF)
-- Dekade 1956-1966 dengan huruf dan angka (misal B4, B6, L4).
Selepas tahun 1966, Philips pun mengubah sistem penomoran produknya, yakni dengan kode AL, RL. Semisal 90 RL 490, 16 AL 360 / 00R, dan lain-lain.
Metode Penomoran pada Periode : 1946-1956
- Kode pertama berupa Huruf merupakan kode untuk Jenis/Tipe
- Kode kedua berupa Huruf merupakan kode untuk Lokasi Perakitan
- Kode ketiga berupa Angka merupakan kode untuk Kelas Harga
- Kode keempat berupa Angka merupakan kode untuk Tahun
- Kode kelima berupa Angka merupakan akhiran
- Kode keenam Catu Daya
Metode Penomoran pada Periode : 1956-1966
- Kode pertama berupa Huruf merupakan kode untuk Jenis/Tipe
- Kode kedua berupa Angka merupakan kode untuk Kelas Harga
- Kode ketiga berupa Huruf merupakan kode untuk Lokasi Perakitan
- Kode keempat berupa Angka-Angka merupakan kode untuk Tahun
- Kode kelima berupa Angka merupakan kode untuk Catu Daya
- Akhiran
Berikut maksud dari masing-masing kode tersebut.
1. Urutan pertama : jenis produk
A :Tuner
F : Console
B : Tabletop
N : Radio Mobil
H : Radio dengan Pickup
L : Portabel
P : Portabel / Radio Mobil
T : Televisi
2. Urutan kedua : Kelas harga
Menunjukkan kelas dan harga. Semakin kecil angka nomornya, berarti makin murah dan rendah kelasnya, sebaliknya semakin besar berarti semakin mahal. Kelas juga menunjukkan fasilitas yang menyertainya, misalnya untuk angka 0 (nol) adalah paling murah dan sederhana, tanpa disertai fasilitas apapun. Angka 6 dapat dipergunakan sebagai amplifier. Angka 9 termahal sekaligus memiliki beberapa fasilitas seperti tape recorder dan signal scope.
3. Urutan ketiga : Lokasi perakitan
X : Belanda / Belgia
A: Austria
D: Jerman
S: Swedia
DK: Denmark
E: Spanyol
F : Perancis
SF: Finlandia
G: Inggris Raya
I: Italia
N: Norwegia
W: Amerika Serikat
Pada masa jayanya, Philips memiliki banyak pabrik perakitan elektronik di berbagai negara, hingga dimunculkanlah kode-kode tertentu untuk membedakan asal pabrik perakitan. Yang paling umum adalah kode X, yang merupakan produksi Belanda (juga Belgia). Pasangan huruf dan nomor juga bisa berarti lokasi perakitan, misalnya E-nomor berasal dari Eindhoven, PL-nomor dari Philips Leuven.
Radio dengan kode IN adalah rakitan pabrik Philips di Indonesia.
4. Urutan keempat : tahun pembuatan dan serial
Urutan keempat dan kelima merupakan pasangan nomor dari 00 hingga 99. Angka pertama memperlihatkan tahun pembuatan, sementara angka belakangnya sebagai pembeda dua radio yang memiliki karakteristik sama atau mungkin dibuat pada th yang sama.
5. Urutan kelima : sumber daya
A : Tenaga listrik AC
U : Universal (AC / DC)
B : Baterai
V : Aki
T : Radio transistor dengan baterai voltase rendah
X : Catu daya utama AC atau dengan vibrator DC
Z : Gabungan aki / soket
Radio dgn kode A berarti dapt langsung dicolokkan ke listrik rumah. Perhatikan, untuk kode U radio tersebut dapat menggunakan AC maupun DC (90 Volt DC). Huruf V umumnya adalah radio mobil. Kode huruf X berarti radio
tersebut memiliki catu daya utama AC, tetapi dapat dinyalakan dengan catu daya DC melalui vibrator (semacam tenaga cadangan, fungsinya mirip baterai).
6. Urutan Terakhir : akhiran penutup
Akhiran (bisa berupa garis miring atau nomor) adalah kode tambahan, dan bisa juga berarti apa saja. Misalnya sebagai kode perbaikan teknis, tingkat pengembangan, besar frekuensi daya listrik, kode modifikasi, maupun produk untuk pasar tertentu.

Mari kita praktekkan, radio Philips dengan nomor seri B6X61A/01, dapat diartikan :

B = Jenis radio
6 = Kelasnya
X = Negara Perakit
61 = Tahun (depan) - Serial (belakang)
A = Catu Daya
01 = Akhiran
Jadi ia adalah Philips model table top, klas VI (biasanya memiliki fungsi untuk input piringan hitam/phono) dirakit di Belanda pada tahun 1956, menggunakan catu daya listrik AC.
Misalnya lagi nomor seri L4X24T, maka produk itu adalah radio jinjing (portabel) dengan komponen transistor, bertenaga baterai, yang dirakit di Belanda pada tahun 1962. Nah untuk radio Roti, misal BIN318U dapat diterjemahkan sebagai berikut:
B = jenis radionya (Table top alias ditaroh di atas meja)
IN = Rakitan Indonesia
3 = radio ini berada di kelas III kualitasnya
1 = dibuat sekitaran 1951
8 = akhiran yg berfungsi utk membdakn dg tipe radio roti lainnya yg diproduksi pada thn yg sama
U = Catu daya, u berarti UNIVERSAL, berarti bisa AC (127V) bisa DC (90V)
Dimana lokasi informasi di atas?
Lihat bagian belakang radio (rear cover), ada tutup karton keras. Biasanya karton tersebut memiliki semacam lubang jendela kecil yang langsung memperlihatkan secarik kertas yang menempel di rangka mesin.
Angka yang tersedia adalah (untuk radio Philips)
-- tegangan kerja dalam volt
-- frekuensi kerja dalam hertz
-- nr seri produksi
-- nr tipe radio (nah seperti diuraikan di atas)
-- daya konsumsi dalam watt
"Dikutip dari Forum Detik.com"



Radio Tabung Merk RALIN
Keterangan : (WIS PAYU/SUDAH LAKU/SOLD OUT)




Radio Tabung Merk Supertone Made In England
Keterangan : (WIS PAYU/SUDAH LAKU/SOLD OUT)





Radio Tabung Merk Telefunken Tipe D 667 WK Trop Made in Germany
Keterangan : (WIS PAYU/SUDAH LAKU/SOLD OUT)